DSA Cerebral, Solusi Mayapada Hospital untuk Sakit Kepala Kronis
Sakit kepala merupakan keluhan yang umum dialami oleh banyak orang. Namun, saat gejala ini berlangsung dalam jangka waktu lama dan tidak kunjung reda, ada indikasi masalah kesehatan serius yang membutuhkan diagnosis dan penanganan tepat.
Salah satu kasusnya adalah seorang perempuan berusia 44 tahun yang mengalami nyeri kepala hilang timbul selama lebih dari satu tahun. Gejalanya memburuk dalam seminggu terakhir sebelum ia memutuskan untuk menjalani pemeriksaan di Tahir Neuroscience Center, Mayapada Hospital Bandung.
Dalam kasus ini, Dokter Spesialis Neurologi Konsultan Neurointervensi Mayapada Hospital Bandung, dr. Condrad MP Pasaribu, melakukan tindakan Angiografi Otak atau Digital Subtraction Angiography(DSA) untuk melihat dan mendeteksi masalah pada pembuluh darah yang ada di dalam atau yang menuju otak. Hasilnya, keluhan pasien disebabkan oleh thrombosis vena cerebral,yakni adanya penyumbatan pada pembuluh darah vena di otak.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dokter dapat juga melihat lokasi dan derajat penyumbatan, berguna pula untuk mengevaluasi aliran pembuluh darah, dan membantu dokter untuk memetakan terapi yang sesuai dengan kelainan yang dialami pasien.
Lihat Juga :![]() |
Di sisi lain, Dokter Spesialis Neurologi Fellow Neurointervensi di Mayapada Hospital Tangerang, dr. Ivan Kurnianto Prabowomukti, menjelaskan bahwa DSA dapat dilakukan untuk berbagai kasus, seperti stroke sumbatan baru atau berulang, maupun stroke pada usia muda tanpa faktor risiko jelas.
"Gangguan pembuluh darah otak (plak, sumbatan, atau robekan), nyeri kepala akibat pembuluh darah, perdarahan di otak akibat malformasi pembuluh darah (AVM), aneurisma, thrombosis sinus vena, perdarahan subarachnoid, hingga sebagai langkah pre-embolisasi sebelum operasi tumor di otak dan kepala leher," papar dia.
Dokter Spesialis Neurologi Konsultan Neurointervensi Mayapada Hospital Kuningan, dr. Ricky Gusanto Kurniawan, menjelaskan tindakan ini dilakukan dengan memasukkan kateter ke dalam pembuluh darah di lipatan paha dan dinavigasikan sampai ke pembuluh darah leher dan otak dengan bantuan wire yang dipandu dengan bantuan sinar X (fluoroskopi).
"Untuk mendapatkan gambaran yang lebih jelas, detail, dan menghilangkan gambaran tulang, otak, jaringan lunak, dokter juga memasukkan cairan kontras yang dicampur dengan pengencer darah ke dalam kateter yang dimasukkan ke pembuluh darah leher dan otak," sebutnya.
Cairan kontras yang digunakan umumnya mengandung yodium, oleh karena itu sebelum dilakukan DSA dokter mewawancarai pasien untuk mendapat informasi terkait riwayat alergi terhadap obat-obatan dan bahan kontras (yodium), atau bahan-bahan yang mengandung yodium (seperti kerang atau udang).
Ia juga menekankan bahwa pasien perlu berpuasa selama 2 hingga 3 jam sebelum pemeriksaan DSA. Pasien tidak boleh menggunakan perhiasan, gigi palsu, atau aksesoris lainnya yang menempel di tubuh selama pemeriksaan.
"Kami sampaikan pula bahwa ketika zat kontras diinjeksikan, akan menimbulkan rasa hangat dan kesemutan, dan terkadang disertai rasa mual. Pasien akan mendapat anestesi lokal, namun pada beberapa pasien terutama anak-anak dan pasien yang tidak stabil akan mendapat anestesi umum," ucap dr. Ricky.
Lihat Juga :![]() |
Sebagai informasi, DSA merupakan salah satu dari berbagai tindakan tingkat lanjut yang dapat dilakukan di Tahir Neuroscience Center Mayapada Hospital, yang didukung oleh kelengkapan fasilitas medis dan tim multidisiplin.
Di samping DSA, Mayapada Hospital juga memiliki berbagai layanan canggih lainnya. Beberapa tindakan canggih yang telah dilakukan di Tahir Neuroscience Center meliputi penanganan Parkinson dengan Deep Brain Stimulation, operasi minimal invasif untuk masalah saraf tulang belakang, tumor kepala dan tulang belakang, serta program neurorestorasi untuk pemulihan stroke.
Tahir Neuroscience Center juga memiliki layanan Stroke Emergency yang siaga 24 jam untuk menangani kegawatdaruratan stroke dengan standar protokol internasional 'door to needle' kurang dari 60 menit bagi pasien stroke sumbatan. Layanan ini bisa didapatkan dengan mengakses fitur button Emergency Calldari aplikasi MyCare milik Mayapada Hospital.
MyCare juga menghadirkan ragam pemeriksaan untuk menunjang kesehatan saraf dan otak, termasuk melakukan penjadwalan pemeriksaan komprehensif bersama dokter spesialis saraf dengan cepat dan mudah tanpa harus antre di rumah sakit. Hal ini karena aplikasi ini sudah terintegrasi dengan berbagai metode pembayaran.
Aplikasi MyCare dapat diunduh di Google Play Store maupun App Store. Pengguna juga bisa mendapatkan rewardberupa poin untuk potongan harga berbagai jenis layanan kesehatan di seluruh unit Mayapada Hospital.
(rir)(责任编辑:娱乐)
- Sudah Capai 74%, Pupuk Kaltim Targetkan 100.000 Hektare Lahan Tergabung dalam Program MAKMUR 2025
- Link dan Cara Cek Pengumuman Hasil Akhir CPNS 2024, Nilai Tertinggi yang Lolos ke Tahap Berikutnya!
- Wahai Para Dosen, Anggaran Tukin 2025 Belum Ada
- FOTO: Wajah dan Suasana Perayaan Natal di Segenap Penjuru Dunia
- Mantan Exco PSSI Sogok Ratusan Juta Demi Kemenangan PSS Sleman
- Dukung Usaha Berbasis Riset, Wamendiktisaintek Sambangi Peternakan Domba di Jonggol
- FOTO: Lampion
- Daripada Usulkan Koruptor Didenda Damai, ICW Desak Pembahasan RUU Perampasan Aset Dibahas Segera!
- Peternak Minta Ombudsman Bertindak, Kenapa Ya?
- Daftar Lengkap Rotasi Polri dari Kapolda Hingga Kapolres, Jabatan Strategis Dirombak
- Doa Setelah Membaca Surat Al Waqiah: Arab, Latin, dan Artinya
- 10 Ribu Buruh Sritex Bakal Demo di Jakarta Pekan Depan, Menaker Yassierli Beri Tanggapan
- PSI Pastikan Tidak Ada Mantan Narapidana Korupsi Dalam Daftar Bacalegnya
- Simak Baik
- BI, MA, dan OJK Perkuat Kerja Sama Tingkatkan Wawasan Hakim
- Diperiksa 8,5 Jam, Maria Lestari Gak Tau Dipanggil KPK soal Kasus Hasto
- Kunjungi Nenek Saat Natal, Bocah Salah Naik Pesawat Terdampar 260 Km
- 10 Contoh Kalimat Alasan Sanggah Hasil Akhir CPNS 2024, Bisa Jadi Referensi Peserta!
- Cara Efektif Tim Dokter Mayapada Hospital Atasi Stroke Sumbatan
- Inflasi Indonesia Tahun 2024 Terendah Sepanjang Masa, BPS Ungkap Penyebabnya