Menteri PPPA: 1 dari 4 Perempuan RI Alami Kekerasan Sepanjang 2024
时间:2025-06-09 09:01:51 出处:热点阅读(143)
Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA) Arifah Fauzi mengatakan bahwa satu dari empat perempuandi Indonesia pernah mengalami kekerasan.
"Satu dari empat perempuan di Indonesia pernah mengalami kekerasan, baik secara fisik maupun seksual," ujar Arifah di Makassar, Sulawesi Selatan, Sabtu (24/5), melansir Antara.
Lihat Juga :![]() |
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Saat ini kita dalam kondisi darurat kekerasan [terhadap perempuan dan anak]," ujar Arifah.
![]() |
Masih dalam data yang sama, lanjut Arifah, Kementerian PPPA mencatat sebanyak 12.416 perempuan di Indonesia menjadi korban kekerasan seksual dan fisik sepanjang 2024.
Menrut Arifah, hal tersebut menunjukkan bagaimana perempuan dan anak sangat rentan mengalami kekerasan, baik di lingkungan rumah tangga atau di ruang publik.
"Data ini sesungguhnya belum menunjukkan angka sebenarnya karena masih menjadi fenomena gunung es. Sebab masih banyak yang belum berani melaporkan," ujar Arifah.
Lihat Juga :![]() |
Untuk menangani hal tersebut, KPPPA telah menyiapkan berbagai program besar. Salah satunya adalah Ruang Bersama Indonesia (RBI) yang berbasis desa.
Selain itu, masyarakat juga bisa memanfaatkan layanan call center SAPA 129 untuk pengaduan kekerasan yang dialami.
上一篇: Puan Tertarik Anies Maju Pilgub DKI, Elite Nasdem: Tidak Jarang Sesama Barisan Sakit Hati Bertemu
下一篇: Jerman Protes Tarif Mobil AS: Kita Tak Boleh Mundur Hadapi Trump
猜你喜欢
- Hari Kebaya Nasional 2024 Diperingati 24 Juli, Bakal Ada Pameran hingga Perilisan Lagu!
- 英国视觉传达设计专业大学排名
- Mantap! IHSG Jumat Dibuka Menguat 0,53% Tembus ke Level 7.204
- 2025年全球大学城市规划排名
- Belanja Skincare ala Anak Muda: Bujet Realistis Anti 'Boncos'
- James Riady Akhirnya Kembalikan Dana ke Konsumen Meikarta Total Rp3,5 Miliar
- 2 Resep Ayam Goreng Lengkuas yang Garing dan Gurih
- Program Mandatori Biodiesel B35 Bisa Kurangi Ketergantungan Impor BBM
- Trump Sebut Capai Kesepakatan Soal Ekspor Mineral Tanah Jarang China ke AS