Mengapa Orang Sibuk Merekam dan Menonton saat Ada Insiden Kriminal?
时间:2025-05-27 22:58:50 出处:时尚阅读(143)
Seorang anakmenjadi korban penyanderaan yang terjadi di Pos Polisi (Pospol) di Pejaten, Jakarta Selatan. Saat kejadian, banyak juga warga sekitar bahkan orang lewat yang tiba-tiba berhenti untuk melihat kejadian tersebut.
Seketika, kejadian nahas yang menimpa anak tersebut jadi tontonan warga. Tak ada yang menolong, semua sibuk merekam dan menonton saat anak tersebut disekap dan ditodong senjata tajam.
Psikolog sekaligus Ketua Yayasan Tabula Arnold Lukito mengatakan, kebiasaan menonton suatu kejadian atau bencana yang menimpa seseorang atau sekelompok orang memang telah mendarah daging di sebagian besar masyarakat Indonesia. Dalam ilmu psikologi, perilaku ini dikenal dengan istilah bystander effect.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pilihan Redaksi
|
Arnold juga menjelaskan, bystander effectini bisa terjadi karena beberapa faktor. Pertama adalah rasa takut dan perasaan tidak pasti.
Mereka yang hadir dalam peristiwa atau insiden tertentu sebenarnya merasa takut dan bingung apa yang harus dilakukan. Mereka ketakutan jika harus terlibat langsung, apalagi jika kejadiannya menyangkut hal yang berbahaya.
Kedua adalah masifnya pergerakan media sosial. Menurut Arnold, orang ingin mengabadikan momen atau mengikuti tren tanpa memikirkan dampaknya pada korban.
"Orang-orang kadang ingin mendapatkan perhatian atau pengakuan dari followersdengan cara merekam atau memotret peristiwa yang menarik tanpa memikirkan dampak korban atau orang di sekitarnya," kata dia.
Yang terakhir adalah diffusion of responsibilityatau pembagian tanggung jawab. Hal ini terjadi saat situasi darurat yang disaksikan banyak orang. Dalam kondisi ini, setiap individu cenderung berpikir bahwa pasti ada orang lain yang akan bertindak.
Akibatnya, tanggung jawab terasa terbagi di antara banyak orang sehingga masing-masing merasa kurang terdorong untuk membantu langsung.
"Karena semua yang ada di sana menganggap orang lain akan melakukannya," kata dia.
Kehilangan identitas
![]() |
Ada juga alasan lain orang lebih suka menonton dan merekam kejadian alih-alih menolong korban. Biasanya, menurut Arnold, orang akan kehilangan identitas diri ketika berada di dalam kerumunan.
Mereka juga bisa kehilangan rasa tanggung jawab dan memilih menggantungkan semua pada orang lain.
Efek ini, kata Arnold, juga membuat orang merasa aman melakukan hal-hal yang biasanya tidak mereka lakukan sendiri. Tapi, karena semua orang melakukannya, mereka ikut melakukannya.
"Dalam situasi seperti kejadian kriminal, rasa tanggung jawab pribadi berkurang, sehingga banyak yang hanya mengikuti perilaku orang lain, misalnya orang merekam ikut merekam," kata dia.
(tst/asr)上一篇: 4 Jenis Olahraga yang Bikin Awet Muda Selain Lari dan Jalan Kaki
下一篇: Jelang Pilkada, Mendikdasmen Abdul Mu'ti Ingatkan Guru Bersikap Netral dan Tak Golput
猜你喜欢
- Banyak Manfaat, Tapi Pepaya Tak Dianjurkan buat 6 Kelompok Ini
- Danantara Bakal Suntikan Modal ke Garuda Indonesia, Pakar: Solusi atau Blunder?
- Dorr! Debt Collector Ditembak Saat Hendak Tarik Motor Tunggakan Di Kawasan Industri Balaraja
- Polisi Dalami Temuan Selongsong Peluru Di Lokasi Penembakan Warga Tamansari Jakarta Barat
- 7 Kebiasaan Sederhana yang Membuat Awet Muda, Kurangi Asupan Gula
- Pemprov DKI: Jika Ada Perusahaan Tidak Bayar BPJS Ketenagakerjaan, Laporkan!
- TGUPP Bubar Ketika Anies Lengser, Kenneth PDIP: Memang Tidak Ada Prestasinya
- Perkuat Pasokan Industri dan Listrik, PHE Teken 10 Kontrak Gas
- 5 Jenis Makanan untuk Kesuburan Wanita